Nama : Kartika Yuniarsita
NPM : 19112312
Kelas : 5KA36
1.
Kriminalitas
Di Kota Besar Di Indonesia
Kejahatan atau kriminalitas di
kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat semua warga yang
tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat kriminalitas yang terus
meningkat setiap tahunnya yang juga dapat terkena pada siapa saja, kapan saja,
dan dimana saja. Sebagai contoh kejahatan yang terjadi di ibukota Jakarta,
kejahatan yang banyak terjadi adalah kasus pencurian motor dan kasus pencurian
yang bersifat kekerasan. Berdasarkan operasi Sikat Jaya yang dilaksanakan oleh
Polda Metro Jaya pada bulan November 2009 di 14 wilayah, telah diungkap 199
kasus yang terdiri dari 35 kasus pemerasan, 17 kasus penjambretan, 24 kasus
perjudian, 99 kasus pencurian, dan 24 kasus kejahatan lain. Dengan data di atas
ini dapat diperkirakan bahwa kriminalitas di kota Jakarta tinggi, maka
kepolisian harus lebih waspada dan meningkatkan penjagaan agar semua warga yang
menetap atau tinggal di Jakarta dapat hidup nyaman dan tentram dengan rasa yang
aman di lingkungannya.
1.1 Faktor Penyebab Kriminalitas
·
Tingkat
pengangguran yang tinggi membuat orang-orang tidak dapat memenuhi kebutuhan
akan kehidupannya, sehingga sering kali orang tersebut mencari jalan pintas
agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya dengan mencuri, memeras,
bahkan membunuh. Ini hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah, karena dengan
banyaknya pengangguran maka tingkat kriminalitas juga akan terus meningkat.
·
Kurangnya
lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal juga meningkat, karena dengan
kurangnya lapangan pekerjaan maka akan menciptakan pengangguran yang banyak.
Kurangnya lapangan pekerjaan harus lebih diperhatikan, dan lapangan pekerjaan
juga harus dapat mendukung para pekerja untuk dapat mencukupi kebutuhan
hidupnya.
·
Pemahaman
tentang keagamaan masih kurang diterapkan, karena dengan kurangnya pemahaman
maka sering kali orang-orang tidak kuat akan cobaan yang diberikan kepadanya.
Sehingga saat orang tersebut tidak dapat mencukupi ekonominya, maka orang
tersebut melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dan melanggar ajaran
agama.
·
Pergaulan
yang tidak sesuai dengan norma-norma kadang membuat perilaku orang tersebut
dapat melakukan tindakan kriminalitas, sehingga pendidikan tentang pergaulan
dilingkungan harus lebih diperhatikan agar tidak melakukan hal-hal yang tidak
sesuai atau tercela.
·
Kemiskinan
yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan
tindakan kriminalitas, karena orang-orang tersebut tidak dapat mencukupi
kebutuhannya. Dengan tingkat kemiskinan yang terus meningkat, maka akan semakin
banyak pula tindakan-tindakan kriminalitas yang meresahkan warga.
1.2
Dampak Dari Tindakan Kriminal dan Kekerasan
Setiap perbuatan pasti memiliki
dampak dari perbuatannya. Termasuk juga dalam tindakan kriminal dan kekerasan
yang pasti akan berdampak negatif
seperti :
·
Merugikan
pihak lain baik material maupun non material
·
Merugikan
masyarakat secara keseluruhan
·
Merugikan
Negara
·
Menggangu
stabilitas keamanan masyarakat
·
Mangakibatkan
trauma kepada para korban
1.3
Penanganan Kriminalitas Untuk Ke Depan
·
Pemerintah
harus lebih prihatin terhadap para pengangguran, dengan memberikan mereka
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan kompentesinya. Dengan memberikan mereka
lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya, maka tingkat kriminalitas di
kota-kota dapat teratasi dan mereka akan bersungguh-sungguh karena itu
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.
·
Pemerintah
dan para pengusaha harus dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sesuai,
sehingga dapat menampung para pengangguran yang masih membutuhkan pekerjaan.
Dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang diciptakan maka pengangguran akan
semakin berkurang dan tingkat kriminalitas dapat teratasi.
·
Pemahaman
akan keagamaan harus lebih diperhatikan oleh setiap orang, dengan tingkat
keagamaan yang baik maka orang tersebut dapat mengendalikan dirinya terhadap
cobaan yang diterima sehingga orang tersebut dapat hidup sesuai dengan ajaran
yang diajarkan di agamanya. Pendidikan agama memang sangat penting untuk
menjaga sikap hidup yang baik, dan dapat mengatasi diri terhadap hal-hal yang
menjurus kepada kriminalitas.
·
Setiap
orang harus menjaga diri dari pergaulan yang tidak baik, sehingga orang
tersebut dapat hidup teratur. Dengan pergaulan yang tidak baik kadang membuat
perilaku orang berubah, dan membuat mereka akan dianggap orang-orang yang suka
bertindak kriminal. Maka dalam bergaul, setiap orang harus dapat menentukan
mana pergaulan yang baik dan mana pergaulan yang akan membawa keburukan.
·
Besarnya
angka kemiskinan kadang berpengaruh dengan tingkat kriminalitas yang tinggi
pula, maka pemerintah harus dapat mengendalikan angka kemiskinan agar dapat
mengatasi angka kriminalitas. Dengan hidup dibawah taraf kecukupan, maka setiap
orang kadang berfikir untuk mengambil jalan pintas yang cepat untuk dapat
mencukupi kehidupannya. Jadi pemerintah harus tanggap terhadap permasalahan
kemiskinan yang terjadi, supaya tingkat kriminalitas dapat teratasi dengan
baik.
2. Masalah-masalah
Kependudukan Di Kota Besar
Masyarakat yang tinggal atau
mendiami suatu wilayah tertentu disebut penduduk. Jumlah penduduk yang mendiami
suatu wilayah menentukan padat tidaknya di wilayah tersebut. Kita akan membahas
beberapa masalah kependudukan yang terjadi di negara kita. Masalah-masalah
kependudukan yang terjadi di Indonesia antara lain persebaran penduduk yang
tidak merata, jumlah penduduk yang begitu besar, pertumbuhan penduduk yang
tinggi, rendahnya kualitas penduduk, rendahnya pendapatan per kapita, tingginya
tingkat ketergantungan, dan kepadatan penduduk.
·
Persebaran
penduduk yang tidak merata
Wilayah negara kita sangat luas.
Penduduk yang tinggal di wilayah negara kita tidak merata. Ada daerah yang
sangat padat, namun ada juga daerah yang sangat jarang penduduknya. Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta sangat padat. Menurut sensus tahun 2000, setiap
satu kilometer persegi didiami lebih dari dua belas ribu orang. Ini sangat
berbeda dengan Provinsi Kalimantan Barat. Di sana hanya ada 27 orang yang
mendiami wilayah seluas satu kilometer persegi.
·
Jumlah
penduduk yang begitu besar
Jumlah penduduk Indonesia sangat
banyak. Indonesia menduduki urutan keempat negara terbanyak jumlah penduduk
setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan
sensus penduduk tahun 2000 adalah 205,8 juta jiwa.
·
Pertumbuhan
penduduk yang tinggi
Jumlah penduduk Indonesia sudah
sangat banyak. Jumlah ini akan terus bertambah karena pertumbuhan jumlah
penduduk juga tinggi. Hal ini disebabkan oleh angka kelahiran lebih tinggi
dibandingkan dengan angka kematian.
·
Kualitas
penduduk rendah
Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah. Ini mempengaruhi kualitas atau mutu penduduk Indonesia.
Masyarakat Indonesia kurang memiliki keahlian dan keterampilan dalam bekerja.
Akibatnya, masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan yang bagus.
·
Rendahnya
pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita artinya
rata-rata pendapatan penduduk setiap tahun. Pendapatan per kapita penduduk
Indonesia masih rendah. Remdahnya pendapatan per kapita rendah berkaitan erat
dengan banyaknya masyarakat miskin.
·
Tingginya
tingkat ketergantungan
Penduduk yang tidak tidak bekerja
disebut penduduk yang tidak produktif. Biasanya penduduk yang tidak bekerja
adalah yang telah berusia lanjut atau masih anak-anak dan remaja. Mereka ini
disebut usia nonproduktif. Penduduk nonproduktif menggantungkan hidupnya pada
penduduk produktif (bekerja). Karena usia nonproduktif tinggi, maka tingkat
ketergantungan di Indonesia cukup tinggi.
·
Kepadatan
penduduk
Beberapa kota besar di Indonesia
sangat padat. Tingginya kepadatan penduduk menyebabkan masalah-masalah sosial
seperti pengangguran, kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya
tindak kejahatan, pemukiman kumuh, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat,
dan sebagainya.
Pemerintah
terus berupaya mengatasi masalah-masalah kependudukan di atas. Upaya yang sudah
dijalankan pemerintah antara lain sebagai berikut.
1.
Menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana.
2.
Melaksanakan program transmigrasi.
3.
Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.
4.
Membuka lapangan kerja sebanyak mungkin, dan sebagainya.
.
SUMBER: