D’Champ
Yayasan Pendidikan Untuk Anak Jalanan
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam membentuk
gambaran masa depan bangsa. Melalui pendidikan,karakter bangsa di masa depan
dapat terlihat dari kualitas pendidikan yang sudah diterapkan. Oleh karena itu,
pendidikan merupakan yang nomor satu, tak tekecuali di Indonesia.Bahkan di
Indonesia sendiri, sudah ada Undang-Undang Dasar yang mengatur tentang pendidikan
yaitu UUD Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.Namun, rupanya pendidikan merupakan
barang yang mahal dan mewah untuk anak-anak dari golongan keluarga kurang
mampu.Jangankan untuk menempuh pendidikan, untuk makan sehari-hari pun mereka
masih kesulitan.Alhasil kesempatan untuk mengenyam pendidikan bukan menjadi
prioritas orang tua mereka,jika dibandingkan dengan harus membantu orang tua
mencari nafkah. Dalam hal tersebut menimbulkan anak yang putus sekolah atau
tidak bersekolah banyak yang turun ke jalanan seperti mengamen,mengemis, atau
sekalipun berjualan di jalan dan sebagian banyak dari mereka yang membantu
orang tuanya bekerja di pasar. Melihat kenyataan bahwa pemerintah sudah memprogramkan
sekolah gratis mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK),Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) namun masih banyak anak Indonesia yang masih
tidak bisa bersekolah. Tidak hanya pemerintah yang berupaya memberikan
pendidikan untuk para penerus bangsanya, sekolah-sekolah non formal pun mulai
bertebaran memberikan pendidikan-pendidikan bagi anak-anak yang tidak dapat
bersekolah.
Faktor-faktor fisiologis ini
mencakup faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental
dan faktor kondisi individual subjek didik. Material pembelajaran turut
menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik.
Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material
pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik juga melakukan gradasi
material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih
kompeks.
Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam
dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi
alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula,
belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore
hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga
kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal.Tidak
hanya pelajaran sekolah pada umumnya yang diberikan, pendidikan keterampilan
pun juga diberikan demi mengasah kemampuan anak-anak tersebut.
Pada tanggal 16 dan 17
November 2013, saya dan teman-teman mengunjungi salah satu yayasan sosial di
daerah JL.Kemang Utara IX RT 011/RW 04 Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang
Prapatan Jakarta Selatan. Yayasan yang bernama D’Champ Social School tersebut
merupakan tempat untuk menampung para anak-anak jalanan dan memberikan pendidikan
atau tempat belajar bagi para anak-anak jalanan. D’Champ Social School berdiri
sejak 2 tahun yang lalu dengan jumlah pengurus sebanyak 5 orang mahasiswa. Akses
menuju yayasan tersebut tidaklah mudah. Berada di belakang pasar Kemang, akses
menuju tempat tersebut melewati jalan sempit dan lingkungan kumuh para pemulung yang ada di daerah tersebut.
Tempat belajar di
yayasan tersebut bisa dikatakan sangat memprihatikan dan jauh dari kata nyaman
serta layak untuk belajar. Tempat belajar yang mereka tempati adalah sepetak
kontrakan yang disewa oleh pengurus yayasan. Kegiatan belajar tidak akan
berjalan efektif sebagaimana mestinya manakala Jakarta sedang diguyur hujan
deras.Jika sudah begitu,dapat dipastikan tempat ini akan tergenang oleh banjir.
Awal mulanya yayasan D’Champ
Social Shool didirikan oleh 5 orang pengurus saja, yayasan tersebut tadinya
berada di dalam sebuah masjid karena oleh warga sekitar masjid digunakan
sebagai sarana ibadah dan daya tamping anak-anak semakin banyak makayayasan
tersebut pindah kesebuah sepetak kontrakan. Di depan yayasan tersebut dibangun
sebuah saung kecil yang digunakan untung menampung mereka belajar dikarenakan
di dalam tersebut hanya cukup menampung sedikit anak-anak. Fasilitas yang
terdapat di dalam yayasan tersebut sangatlah minim sekali hanya sebuah papan
tulis, rak buku, rak sepatu, dan alas sebai tempat mereka untuk belajar. Kelengkapan
buku yang mereka miliki juga sangatlah minim sekali boleh dikatakan tidak
lengkap buku yang mereka punya itupun buku yang mereka punya merupakan
sumbangan dari para donatur.
Kegiatan belajar
mengajar biasanya dilakukan pada hari minggu dimulai dari jam 10:00 pagi sampai
jam 12:00 siang. Jumlah anak-anak yayasan D’Champ Social School berkiasar
antara 50 sampai 60 setiap harinya. Mereka berasal dari anak-anak sekitar
yayasan yang bertempat tinggal di daerah tersebut. Anak-anak yang berada di
yayasan tersebut mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK),Sekolah Dasar (SD)
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), materi yang diajarkan mengikuti kurikulum
yang disesuaikan pada sekolah-sekolah umumnya. System belajar mereka biasanya
dibagi dalam beberapa kelompok yang tingkat TK sampai SD biasanya berada di
dalam ruangan dan yang SMP biasanya di luar atau berada di saung kecil yang di
bangun didepan yayasan. Yayasan tersebut juga sangat di dukung dan di tanggapi
sebagai sebuah wadah yang positif dari warga sekitar bahkan warga sekitar menginginkan
kalu kegiatan berlangsung seminggu 3 kali atau kalo bisa setiap hari. Dan yayasan
ini tidak dipungut biaya apapun dari anak-anak alias gratis. Masalah yang
dihadapi yayasan D’Champ Social School yaitu kuragnya tenaga pengajar untuk
anak-anak jalanan di yayasan itu, tempat dan fasilitas yang kurang layak,
kelengkapan dan peralatan belajar yang sangat kurang mengingat banyaknya
anak-anak yang bertambah setiap harinya untuk belajar ditempat tersebut. Satu hal
yang sangat penting yaitu penanaman pendidikan moral dan pendidikan psikis yang
harus di berikan kepada anak-anak di yayasan D’Champ School.
Ketika saya dan
teman-teman saya berkunjung ke yayasan D’Champ Social School mengadakan sebuah
kegiatan yang bertujuan memberikan sedikit ilmu dan pengetahuan untuk anak-anak
yang berada di yayasan D’Champ Social School. Kami mengadakan 2 kali kunjungan
ke yayasan anak-anak jalanan tersebut, anak-anak sangat antusias ketika kami
berkunjung pada saat pertama kali bahkan mereka sangat riang dan bergembira
saat saya dan teman-teman memberikan sebuah pelajaran kepada mereka. Pelajaran yang
saya dan teman-teman berikan yaitu seuah pelajaran dasar untuk taman
kanak-kanak seperti berhitung, bernyanyi, dan dan belajar bahasa inggris untuk
anak-anak SD dan SMP kami mengajarkan sesuai dengan pelajaran yang mereka dapat
dari sekolah mereka. Pada kunjungan kedua saya dan teman-teman memberikan
pelajaran keterampilan membuat seni origami, anak-anak sangat kreatif
membuatnya sehingga kami senang memberikan pelajaran kepada mereka.
Kesan-kesan yang saya
dapatkan setelah berkunjung dan melihat langsung anak-anak di yayasan tersebut
adalah mensyukuri masih bisa mendapatkan pendidikan yang tinggi, ketika
berkunjung ke yayasan tersebut lebih banyak dan mengenal berbagai karakter
sifat anak-anak yang terlihat senang walaupun keadaan belajar mereka tidak
nyaman. Berkunjung ke yayasan D’Champ Social School memberikan kegiatan positif
untuk saya dan teman-teman. Dan saya juga senang bisa berbagi ilmu walaupun
sedikit yang saya berikan ke anak-anak yayasan D’Champ Social School. Pendidikan adalah hal yang sangat berharga
bagi setiap orang, dengan pendidikan kita bisa mengetahui sesuatu yang awalnya
tidak tahu akhirnya menjadi tahu, dan dari pendidikan kita bisa membangun masa
depan bangsa yang lebih cerdas.